Jumat, 15 April 2011

Kangen Blog gue...

maaf ya, gw lupa klo gue punya blog yg nganggur... tapi tenang jha.. bntar lagi, bnyak hal yg bakal gw tuangin di blog ini lagi... gk cuma curhatan. Buat isi pastinya, ya... suka" gue mau isi apaan... ini kan blog gue... yang penting, gue mau minta maaf udah melupakan blog gue ini...
Rumus Canggih
Album : Senyum Dong Fren
Munsyid : Justice Voice
http://liriknasyid.com


*Dibolak balik kok makin asyik
Makin dibaca semakin menarik
Coba diresapi kok tambah asyik
Sampe-sampe mata gak mau melirik 2x

Reff 1:
Orang bilang (hey) kalo baca Qur'an (hey)
Hati jadi tentram (hey) hidup jadi ringan (hey)
Lalu kucoba (hey) dan terus kucoba (hey)
Eh ternyata bener... syukur alhamdulillah...
Alhamdulillah... 2x

( Fill in "mau dilanjut??)
(back to * and Reff 2)

Reff 2:
Orang bilang (hey) kalo baca Qur'an (hey)
Otak jadi cerdas (hey) pikir jadi tajam (hey)
Lalu kubaca (hey) dan terus kubaca (hey)
Selesai membaca aku nemu rumus canggih...

(Fill in "hah, rumus canggih??!!")
bener nggak?... bener...
betul nggak?... betul....
sumpeh nggak?... sumpeeeh...
(Fill in "rumus apa atuh... Akang?".. + rame-rame)

Rumus tentang kehidupan, rumus tentang peradaban
Rumus tentang kemanusiaan, rumus tentang keimanan
Rumus tentang PERNIKAHAN, rumus tentang kebahagiaan
Rumus tentang keadilan, rumus tentang kebenaran
Semuanye ade di dalam Al-Qur'an

(back to * trus (reff 1 & 2)
Ending:
Dibolak balik (dgn cannon)
Rame-rame ngajak ngaji

Rumus Canggih
karya: Asep JV
Arr.: Asep, Jusvan & JV
Vokal: Asep
Backing Bariton: Feli, Back 1: Eko P, Back 2: Jusvan
Instrumen: Faris & Wiwied
Bass: Wiwied

Susahnya Nyari PTN

Beberapa bulan belakangan mungkin teman-teman dipusingkan jalur masuk ITB yang bernama SNMPTN. Di bawah ini ada info-info yang semoga bisa dimanfaatkan dan bisa dikabarkan pada yang lain.     





Latar Belakang 

Jika teman-teman tahu bahwa BIDIK MISI tahun 2010 mensyaratkan prestasi 30% terbaik di kelas, apakah teman-teman merasa itu sebuah keadilan? Jela...s tidak. Banyak saudara-saudara kita yang –maaf- kurang mampu, yang sebenarnya cerdas tapi tidak punya kesempatan yang sama dengan teman-temannya untuk bersaing. Kurangnya fasilitas dan terbatasnya akses menjadi penghalang dari prestasi akademik mereka. Bahkan halangan tersebut bisa berupa tuntutan untuk bisa melanjutkan hidup hari esok. Konsentrasi mereka dicurahkan untuk bertahan hidup. Benar-benar tidak adil jika dibandingkan dengan mereka yang bisa mengikuti bimbel, bebas menggunakan warnet, dan lain sebagainya. Keadilan memang hanya dari-Nya. Namun bangsa yang sedang memperbaiki diri ini melalui KemDikNas menyusun sebuah sistem yang –semoga- lebih adil: SNMPTN Jalur Undangan. Ini juga latar belakang ITB memberi porsi 60% di sistem ini.   Salah satu keunggulan sistem SNMPTN ini adalah fleksibilitas presentase prestasi calon mahasiswa. Pada sekolah dengan akreditasi tinggi, yang di dalamnya terdapat persaingan yang ketat, memiliki presentase yang lebih longgar. Info lebih lengkap bisa dilihat di www.snmptn.ac.id   Selain itu, cara merangking siswa boleh dengan rangking yang hanya memperhitungkan nilai-nilai mapel UN. Jika sistem ini dipakai, nilai mapel lain bisa dimasukkan jika memang menunjukkan keunggulan siswa tersebut. Contoh: untuk mendapat nilai plus dalam penerimaan mahasiswa FSRD, sekolah bisa mencantumkan nilai mapel Seni Budaya. Yang terpenting dalam penentuan sistem rangking adalah adanya kesepakatan sekolah dengan semua pihak dan dilakukan secara konsisten pada seluruh siswa.   Jika sekolah terbukti melakukan kecurangan dalam mendaftarkan siswanya, sekolah tersebut akan di-blacklist dari seluruh jalur SNMPTN selama dua tahun.     



BPPM(Biaya Penyelenggaraan Pendidikan yang dibayar di Muka) 

Banyak protes yang berdatangan menyambut ditetapkannya BPPM 55 juta rupiah untuk fakultas/sekolah sains dan teknik serta 80 juta rupiah untuk SBM. Sebenarnya tidak se-saklek yang diduga teman-teman. Jika memang merasa hanya bisa membayar 75%, 50%, 25%, atau Rp 0,00 , janjikan saja BPPM sebesar kemampuan teman-teman. Yang penting, besarnya BPPM diberitahukan pada ITB dengan mengirim form ke alamat yang ada pada www.usm.itb.ac.id . Besarnya BPPM yang dijanjikan tidak memengaruhi kemungkinan diterimanya mahasiswa. Form kesediaan BPPM hanya sebagai syarat bahwa calon mahasiswa mau memenuhi aturan dari ITB. Form ini selama proses SNMPTN hanya dilihat sebagai sebuah kelengkapan. Jika sudah diterima, barulah form tersebut akan dimintai pertanggungjawabannya. Bagi yang meminta keringanan akan dimintai bukti berupa beberapa berkas yang belum ada kepastian tentangnya.     



Beasiswa Full 

Jika ada calon mahasiswa yang ingin mendapat beasiswa BIDIKMISI(uang kuliah gratis plus biaya hidup), bisa mendaftarkan diri ke sekolah masing-masing. Selanjutnya, kepala sekolah yang akan mendaftarkan calon mahasiswa sebagai calon penerima BIDIKMISI. Sedangkan berkas persyaratan BIDIKMISI –kalau ada- baru akan ditagih setelah peserta diterima sebagai mahasiswa. Pencalonan pelamar BIDIKMISI diserahkan sepenuhnya di sekolah.   ITB menargetkan MINIMAL 20% mahasiswa yang diterima mendapatkan beasiswa. Artinya, ITB bisa menerima lebih dari itu. Jika BIDIKMISI tidak mencukupi, masih ada beasiswa lain seperti BIUS(Beasiswa ITB Untuk Semua).   Rencananya, penerimaan calon mahasiswa dengan beasiswa hanya akan ada di SNMPTN Jalur Undangan. Tapi jika di jalur ini calon mahasiswa yang kurang mampu yang diterima jumlahnya di bawah 20%, ITB masih membuka kesempatan di SNMPTN Jalur Ujian Tulis. ITB akan mengusahakan beasiswa-beasiswa tersebut tidak salah sasaran hanya untuk memenuhi target 20%. Di luar kedua beasiswa tersebut pun masih banyak beasiswa di ITB. Bahkan saking banyaknya kadang beasiswa juga bisa didapatkan mereka yang mampu.   Bagaimana dengan yang taraf ekonominya ‘pas-pasan’? Sebenarnya mereka yang orangtuanya memiliki gaji di bawah 3-4juta rupiah di ITB tergolong layak mendapat beasiswa. Masalah BPPM, sekali lagi, tidak perlu dipaksakan 55 juta rupiah. Tapi, jangan menjanjikan BPPM di bawah kemampuan. Setidaknya BPPM yang dijanjikan sebesar sekitar 10% pendapatan per bulan kedua orangtua dikalikan 24bulan.     



Fakta unik: dari sekitar 17.000 SMA di Indonesia, hingga saat ini (rabu 16/02/2011) hanya sekitar 500 SMA yang mendaftarkan diri mengikuti SNMPTN Jalur Undangan ke ITB. Kasihan siswa-siswanya jika sampai kehilangan kesempatan mengikuti jalur ini. Toh tidak ada ruginya. Minimal, pastikan sekolahmu sudah terdaftar! Jika belum, silakan melobi kepala sekolah masing-masing..